Selasa, 19 Januari 2010

Nah, pada kesempatan ini saya mau berbagi aplikasi yang cocok buat temen2 Sipil....
nama ny AUTOCAD 2005 PORTABLE.....

Pasti temen2 semua udah pada tahu kan buat apa nich aplikasi??????
Yupz, bwt gambar berbagai macam rancangan bangunan...mulai dari rumah, jembatan, ato sket benda jg bisa kok....
Tp apa beda aplikasi ini???? Nah dari namanya portable yg artinya bs di bw kemana2, misal kt mau buat gambar(tugas) d komputer sobat kt yg g ada aplikasi Autocad ny, nah kt pakai ini....trus kt mau ngeprint d rental yg g ada program Autocad ny.... Tinggal colokin aja Flash Disk trus instal bentar dech....

Ne alamat , met download n mencoba.......
http://search.4shared.com/network/search.jsp?sortType=1&sortOrder=1&sortmode=1&searchName=portable+autocad+2005&searchmode=2&searchName=portable+autocad+2005&searchDescription=&searchExtention=&sizeCriteria=atleast&sizevalue=10&start=0

Rabu, 02 Desember 2009

Teodolit sebagai Alat Ukur tanah



Teodolit adalah salah satu alat ukur tanah yang digunakan untuk menentukan sudut mendatar dan sudut tegak. Sudut yang dibaca bisa sampai pada satuan sekon ( detik ).

Dalam pekerjaan – pekerjaan ukur tanah, teodolit sering digunakan dalam pengukuran polygon, pemetaan situasi maupun pengamatan matahari. Teodolit juga bisa berubah fungsinya menjadi seperti PPD bila sudut vertikalnya dibuat 90°.

Dengan adanya teropong yang terdapat pada teodolit, maka teodolit bisa dibidikkan ke segala arah. Untuk pekerjaan-pekerjaan bangunan gedung, teodolit sering digunakan untuk menentukan sudut siku-siku pada perencanaan / pekerjaan pondasi, juga dapat digunakan untuk mengukur ketinggian suatu bangunan bertingkat.




II. NAMA-NAMA BAGIAN TEODOLIT
Secara umum, konstruksi teodolit terbagi atas tiga bagian :
1. Bagian Atas, terdiri dari :
a. Teropong / teleskope
b. Lingkaran skala tegak
c. Nivo tabung
d. Sekrup okuler dan obyektif
e. Sumbu mendatar ( sb. II )
f. Sekrup gerak vertikal
g. Teropong bacaan sudut
2. Bagian Atas, terdiri dari :
a. Penyangga bagian atas
b. Sekrup mikrometer
c. Sumbu tegak ( sb. I )
d. Nivo kotak
e. Sekrup gerak horisontal
3. Bagian Bawah, terdiri atas :
a. Lingkaran skalamendatar
b. Sekrup repetisi
c. Tiga sekrup penyetel
d. Tribrach
e. Kiap

III. MACAM / JENIS TEODOLIT
Macam teodolit berdasarkan konstruksinya, dikenal dua macam yaitu :
1. Teodolit Reiterasi ( Teodolit Sumbu Tunggal )
Dalam teodolit ini, lingkaran skala mendatar menjadi satu dengan
kiap, sehingga bacaan skala mendatarnya tidak bisa diatur.

Teodolit yang termasuk ke dalam jenis ini adalah teodolit type To ( Wild ) dan type DKM-2A( Kern ).
Lihat skema konstruksinya !


2. Teodolit Repetisi
Konstruksinya kebalikan dengan teodolit reiterasi, yaitu bahwa lingkaran mendatarnya dapat diatur dan dapat mengelilingi sumbu tegak ( sumbu I ).
Akibat dari konstruksi ini, maka bacaan lingkaran skala mendatar 0°, dapat ditentukan ke arah bidikkan / target yang dikehendaki. Teodolit yang termasuk ke dalam jenis ini adalah teodolit type TM 6 dan TL 60-DP ( Sokkisha ), TL 6-DE (Topcon), Th-51 ( Zeiss ).
Lihat skema konstruksinya !

Macam teodolit menurut sistem psmbacaannya :
1. Teodolit sistem bacaan dengan Index Garis
2. Teodolit sistem bacaan dengan Nonius
3. Teodolit sistem bacaan dengan Micrometer
4. Teodolit sistem bacaan dengan Koinsidensi
5. Teodolit sistem bacaan dengan Digital


Macam teodolit menurut akala ketelitian :
1. Teodolit Presisi ( Type T3 / Wild )
2. Teodolit Satu Sekon ( Type T2 / Wild )
3. Teodolit Sepuluh Sekon ( Type TM-10C / Sokkisha )
4. Teodolit Satu Menit ( Type To / Wild )
5. Teodolit Sepuluh Menit ( Type DK-1 / Kern )
IV. PERSYARATAN OPERASI TEODOLIT
1. Sumbu I harus tegak lurus dengan sumbu II ( dengan menyetel nivo tabung dan nivo kotaknya ).
2. Garis bidik harus tegak lurus dengan sumbu II.
3. Garis jurusan nivo skala tegak, harus sejajar dengan garis indeks skala tegak.
4. Garis jurusan nivo skala mendatar, harus tegak lurus den
gan sumbu II.
( syarat 2, 3, 4 sudah dipenuhi oleh pabrik pembuatnya )

V. CARA-CARA PENYETELAN TEODOLIT :
1. Dirikan statif sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan.
2. Pasang pesawat di atas kepala statif dengan mengikatkan landasan pesawat dan sekrup pengunci di kepala statif.
3. Stel nivo kotak dengan cara :
a. Putarlah sekrup A, B secara bersama-sama hingga gelembung nivo bergeser ke arah garis sekrup C. ( lihat gambar a )
b. Putarlah sekrup C ke kiri atau ke kanan hingga gelembung nivo bergeser ke tengah. ( lihat gambar b )


4. Setel nivo tabung dengan sekrup ungkit ( helling ).
Bila penyetelan nivo tabung menggunakan tiga sekrup penyetel (sekrup ABC), maka caranya adalah :
a. Putar teropong dan sejajarkan dengan dua sekrup AB ( lihat gambar a)
b. Putarlah sekrup A, B masuk atau keluar secara bersama-sama, hingga gelembung nivo bergeser ke tengah ( lihat ganbar a ).
c. Putarlah teropong 90° ke arah garis sekrup C ( lihat gambar b ).
d. Putarlah sekrup c ke kiri atau ke kanan hingga gelembung nivo bergeser ke tengah-tengah.



5. Periksalah kembali kedudukan gelembung nivo kotak dan nivo tabung dengan cara memutar teropong ke segala arah.
Bila ternyata posisi gelembung nivo bergeser, maka ulangi beberapa kali lagi dengan cara yang sama seperti langkah sebelumnya. Penyetelan akan dianggap benar apabila gelembung nivo kotak dan nivo tabung dapat di tengah-tengah, meskipun teropong diputar ke segala arah.

6. Pesawat diarahkan ke segala arah.
Cara pembacaan bak ukur :
Pada rambu ukur akan terlihat huruf E dan beberapa kotak kecil yang berwarna merah dan hitam yang berada di atas warna dasar putih. Setiap huruf E mempunyai jarak 5 cm dan setiap kotak kecil panjangnya 1 cm.
VI. LANGKAH PERHITUNGAN



1. Perhitungan Jarak




Jika memakai sudut vertikal (zenith) :
do = (BA-BB) x 100 x sin V , jarak optis
do = (BA-BB) x 100 x sin2 V , jarak datar
Jika memakai sudut vertikal (elevasi) :
do = (BA-BB) x 100 x cos V , jarak optis
do = (BA-BB) x 100 x cos2 V , jarak datar


2. Perhitungan Beda Tinggi ( ∆h )
Jika memakai sudut vertikal (zenith) :
∆h = ta + dh - BT
tan V
Jika memakai sudut vertikal (elevasi) :
∆h = ta + (dh x tan V) - BT
3. Perhitungan Ketinggian
TPx = TP1 + ∆h , TP1 adalah ketinggian di titik pesawat

























PESAWAT TEODOLIT TOPCON TL 6 G












Cara membaca sudut :



Hasil bacaan sudut horisontal : 000 17’ 20”
Contoh bacaan mikro meter :











PESAWAT TEODOLIT T1 AE

Keterangan :
1. Visir 11. Centring optis
2. Teropong 12. Sekrup gerak halus horisontal atas
3. Sekrup pengunci gerak vertikal 13. Sekrup gerak halus pengunci atas
4. Sekrup okuler 14. Sekrup pengunci grk halus hz bwh
5. Kaca penerang 15. Sekrup gerak halus horisontal bwh
6. Teropong pembaca sudut 16. Lensa penerang
7. Sekrup obyektif 17. Nivo kotak
8. Sekrup gerak halus vertikal 18. Tribarch
9. Nivo tabung 19. Sekrup penyetel
10. Sekrup mikrometer 20. Statif


Pembacaan Sudut T1 AE :
- menit detik
- vertikal
- horisontal






1. Sudut Vertikal
Kita himpit angka yang pas, misal 88 ke tengah garis sejajar dengan sekrup mikrometer.
Hasil bacaan = 88° + 12’ + (1/3). 1”
= 88° 12’ 20”



2. Sudut Horisontal
(Sama dengan cara membaca sudut vertikal)
Hasil bacaan = 160° 10’ 



PESAWAT TEODOLIT To

Keterangan :
1. Sekrup pengunci gerak vertikal 11. Nivo tabung
2. Sekruip okuler 12. Teropong
3. Teropong pembaca sudut vertikal 13. Sekrup obyektif
4. Sekrup gerak halus vertikal 14. Lensa pembaca sudut horisontal
5. Sekrup mikrometer 15. Sekrup bacaan sudut horisontal
6. Nivo kotak 16. Sekrup penyetel nivo tabung
7. Sekrup pengunci gerak horisontal 17. Sekrup tiga penyetel
8. Sekrup gerak halus horisontal
9. Handel magnet
10. Plat dasar


Cara Membaca Sudut :


1. Sudut horisontal
Arah kiri bawah – kanan atas cari angka bawah dan atas terdekat yang selisih 180 °
Hasil bacaan gb di atas :
Hz = 54° 36’ 00”
Keterangan :
Pada skala bacaan derajat 1 strip = 2°
Tapi dalam pembacaannya 1 strip = 1°
Perhatikan angka 50° - 230°
Untuk bacaan menit terdapat pada teromol pembacaan menit dan sekon.
Hasil bacaan sudut Hz biasa dan luar biasa harus sama.
2. Sudut vertikal
Dari arah kiri atas ke kanan bawah dicari angka sama yang terdekat.
Hasil bacaan :
V = 83° 12’
Keterangan :
Pada skala bacaan derajat 1 strip = 20’
Tapi dalam pembacaannya 1 strip = 10’
Pada bacaan sudut vertikal To tidak ada bacaan detiknya.

Selasa, 01 Desember 2009

Jembatan Tertinggi di Dunia

Inilah jembatan jalan raya tertinggi di dunia. Lokasinya di Perancis Selatan. Salah satu mahakarya anak manusia yg menakjubkan. Dibangun di atas lembah dan sungai membuat jembatan ini memiliki view yg luar biasa indah.
Jembatan Millau Viaduct (bhs Perancis : le Viaduc de Millau) adalah jembatan kabel raksasa yg membentang di atas lembah sungai Tarn dekat Millau di Perancis Selatan.


 

 Didesain oleh arsitek Inggris Norman Foster dan insinyur sipil berkebangsaan Perancis Michel Virlogeoux, jembatan ini sampai saat ini masih menjadi jembatan jalan tertinggi di dunia, dengan tinggi salah satu bagiannya mencapai 343 meter (1125ft)-sedikit lebih tinggi dari Menara Eiffel dan hanya 38 meter lebih rendah dari Empire State Building di Amerika. Diresmikan pada tanggal 14 Desember 2004 dan dibuka untuk lalu lintas umum dua hari kemudian.








Jembatan yang terbentang sepanjang 2.460 m dibagi atas 8 bentang, yaitu 2 x 204 m dan 6 x 342 m dan ditopang oleh 7 pilar yang mempunyai ketinggian antara 78 - 245 m. Pada struktur atas, yaitu untuk sarana jalan rayanya, mempunyai lebar 32 m.

Dibutuhkan sekitar 85.000 kubikmeter beton untuk pengecoran 7 buah pilar yang sungguh luar biasa besarnya. Dalam perencanaan konstruksi ini, harus sangat mempertimbangkan kestabilannya, sehingga arah dan kekuatan angin serta turbulensi yang terjadi, perlu dilakukan penelitian terlebih dahulu.

Untuk pengefektifan waktu, element konstruksi atas ( untuk jalur kendaraan ) dilakukan fabrikasi sebelumnya. Dan karena konstruksi pelat dari beton ternyata lebih berat 10 kali, konstruksi dari baja merupakan pilihan yang lebih menguntungkan. Konstruksi pelat baja ini mempunyai berat "hanya" 36.000 ton, dan jika elemen-elemen pelat ini dibentangkan, akan diperoleh panjang sekitar 1.000 km. Dan pada proses pengerjaan pelat baja yang sungguh luar biasa besarnya ini, dibutuhkan alat bantuan berupa robot pengelas dan pengerjaannya pun harus dilakukan secara teliti hingga satuan milimeter.




Fakta-fakta mengenai jembatan ini :
1) Tiang kaki-kakinya tertinggi di dunia: tiang P2 setinggi 244,96 meter dan P3 221,05 meter, mematahkan rekor Perancis yg sebelumnya dipegang oleh Tulle and Verrieres Viaducts (141 meter), dan rekor dunia yg sebelumnya dipegang oleh Kochertal Viaduct (jerman) yg berketinggian 181 meter.
2) Tiang jembatannya tertinggi di dunia: puncaknya mencapai tinggi 343 meter berdiri di atas tiang P2.
3) Jalan raya jembatan tertinggi di dunia: terletak pada ketinggian 270 meter di atas permukaan laut pada titik tertingginya. Hanya jembatan gantung Royal Gorge Bridge (321 meter) di Colorado, Amerika, yg lebih tinggi, itupun hanya digunakan untuk pejalan kaki.

Keren yah?! ternyata rintangan alam tidak menjadi masalah untuk menghubungkan dua tempat. Kemajuan teknologi dan struktur telah mengatasi apapun masalah alam yang ada dan hal tersebut tentu membawa efek positif buat Negara dimana jembatan tersebut dibangun. 

Oya bagaimana dengan Suramadu kita? belum apa apa baut nya dah banyak yang copot,...hehehe.... dan denger denger kita mau bikin jembatan terpanjang menghubungkan antara pulau Jawa dan Sumatera. semoga terealisasi.! 
Dan yang penting adalah bagaimana kita sebagai warga negara menjaga jembatan tersebut, selain sebuah kebanggan, ada faktor keselamatan juga yang harus di perhatikan ( nah kalau mur bisa copot gimana tuh keamanan nya?, jangan malu maluin Indonesia dong! )

Minggu, 29 November 2009

Earthquake Crash Testing

Kalau temen2 pada penasaran apa sich praktikum anak2 mahasiswa sipil luar negeri?????
Nah saya kasih tahu dech salah satu praktikumnya....

Namanya Earthquake Crash Testing.. gunanya untuk mengetes apakah suatu konstruksi yang direncanakan dalam hal ini gedung bertingkat mampu bertahan oleh goncangan gempa....
Nah langkah2nya cukup sederhana, walaupun sebelumnya pusing itung2 gaya yang bereaksi akibat gempa.....hehehe
Caranya:
1. Besar bangunan dan besar guncangan (gempa buatan) yang akan direncanakan di skala.
2. Sket bangunan dibangun diatas Shake Table Crash Testing, kemudian Shake Table Crash Testing di hidupkan, alas akan berguncang seperti gempa.
3. Desain struktur tahan gempa yang baik akan bertahan dan tetap berdiri.

Kalau masih penasaran, saya kasih videonya nich....


Nah, itu sekilas tentang praktikum mahasiswa Teknik Sipil luar negeri...
O,iya saya ambil video praktikum Shake Table Crash Testing tersebut dari Universitas California.....

Kapan ya kurikulum Sipil kita ada???? kn kita bisa membangun gedung bertingkat yang megah,kuat,dan bahkan terkenal di seluruh dunia tentunya tanpa campur tangan orang bule...hahaha

Waspadai Bangunan Berbentuk Asimetris

Bangunan tahan gempa kini merupakan solusi terbaik bagi upaya
pengurangan korban jiwa dan harta yang timbul akibat bencana
tersebut. Meski sudah ada berbagai model konstruksi bangunan tahan gempa dan telah diterapkan di bangyak negara, faktanya gedung dan korban jiwa masih saja berjatuhan.

GEMPA tektonik di Sumatera Barat pada 30 September lalu, yang berkekuatan 7,6 pada Skala Richter (SR), menyebabkan sedikitnya 1.100 orang tewas dan ribuan jiwa lainnya terperangkap dalam reruntuhan bangunan serta tanah longsor.

Sebelumnya, gempa di Tasikmalaya (Jawa Barat) dan sekitarnya pada 2 September lalu, berkekuatan 7,3 SR, menelan korban jiwa 23 orang, dan sekitar 3.586 rumah penduduk rusak berat.

Kejadian serupa pernah dialami sejumlah negara. Empat tahun lalu, gempa bumi di Asia selatan (berpusat di Kashmir, Pakistan), yang berkekuatan 7,6 SR menewaskan 1.500 orang lebih.

Kemudian gempa bumi kuat di Bram, barat daya Iran, berkekuatan 6,5 SR (2003) menyebabkan 41.000 orang tewas.
Gempa di Turki (1999) berkekuatan 7,4 SR merenggut 17.000 nyawa.

Di Kobe, Jepang (1985; 7,2 SR) menewaskan 6.000 orang, di Armenia (1988; 6,9 SR) menelan korban 25.000 orang, di Meksiko (1985; 8,1 SR) 9.500 jiwa, Rumania (1977; 7,4 SR) 1.570 orang, dan masih banyak lagi.

Gempa yang menimpa negara-negara tersebut menewaskan ribuan manusia dan merontokkan sejumlah bangunan. Hasil pengujian tentang pengaruh gempa terhadap bangunan di Meksiko membuktikan adanya variabel baru —sebetulnya tak baru— yang selama ini luput dari perhitungan, yaitu periode alamiah tanah.

Selama ini, variabel yang diperhitungkan melulu kekuatan gempa belaka, sehingga menimbulkan kesan egoisme dalam penciptaan konstruksi dan struktur bangunan.

Maksudnya, pusat perhatian condong ke penciptaan ketahanan dari gedung dan cenderung mengabaikan kemungkinan-kemungkinan di luar itu.

Alhasil, kalau variabel baru ini kelak betul-betul dominan, maka para pakar gempa bakal kaget. Pasalnya, belum ada satu pun lahan di bumi ini sudah terindikasi periode alamiahnya, karena memang belum ada penelitian ke arah itu.

Jangankan periode alamiah tanah, periode alamiah gedung pun belum pernah diperhitungkan. Padahal, kata hasil pengujian di Meksiko, interferensi antara getaran tanah dan getaran gedung merupakan inti persoalan mengapa hotel bintang lima semacam Hotel Ambacang bisa ambruk saat terjadi gempa.

Sangat dianjukan pada akhirnya agar periode alamiah tanah di berbagai kota untuk diteliti. Sebab, kalau data periode alamiah tanah ini sudah dipetakan, bisa dijadikan pathokan gedung berapa lapis yang rawan di suatu tempat.
Mazhab Bangunan Mengapa para pakar memusatkan perhatiannya melulu pada ketahanan dari bangunan yang akan dibuat? Ada beberapa faktor, antara lain kesulitan melakukan pengujian laboratorium tentang perangai konstruksi dan konstruksi bangunan mengantisipasi guncangan gempa, juga karena teramat jarang dan tidak terduga kemunculan gempa itu sendiri

Meski demikian, dari sana lahir dua mazhab bangunan tahan gempa yang cirinya bisa terlihat dari sosok bangunannya.

Pertama, Metode Desain Statis (Static Desain Method). Prinsip pokoknya adalah melawan kekuatan gempa dengan kekokohan struktur dan konstruksi bangunan.

Akibatnya, bangunan kelihatan kaku, angker, dan monumental. Untuk mengurangi hal ini, biasanya dibuat motif-motif berkesan luwes.

Misalnya sudut-sudut yang laminer (ornamentik) yang banyak dijumpai pada gedung-gedung peninggalan kolonial Belanda dan Spanyol di Indonesia. Karena penganut berat metode ini, Belanda jadi terkemuka sebagai ahli konstruksi bendungan raksasa di dunia.

Kedua, Metode Desain Dinamis. Disebut demikian, karena prinsip dasarnya tidak memadukan kekuatan dengan kekuatan, tetapi berupaya meredam dan menyerap energi perusak yang dipancarkan gempa itu. Karenanya, bangunan terlihat luwes, pegas, kontemporer, dan enak dipandang.

Jeleknya, arsitek menjadi lebih leluasa mengumbar imajinasinya, tetapi insyinyur sipil pusing tujuh keliling menghitung gaya-gaya dan komposisi bahan.

Celakanya lagi, jika gedung itu berdiri megah, yang terkenal adalah arsitekturnya. Tetapi kalau kebetulan rubuh, sasarannya pasti insyinyur sipilnya.

Prof Kiyoshi Muto, pencetus Metode Desain Dinmais di tahun 1950-an, pernah mengeluh bahwa Jepang yang nyaris tiada hari tanpa gempa justru didominasi penganut Metode dan Desain Statis. Tak dijelaskan apa alasannya.

Hanya saja, Teori Muto banyak diadopsi di AS dan Indonesia (dapat dilihat pada Wisma Nusantara Jakarta).

Pendek kata, para ahli yakin betul kalau kedua metode ini mampu mengatasi gempa bumi, sekaligus dapat menyelamatkan sejumlah besar bangunan dan jiwa manusia yang ada di dalamnya. Tetapi harapan tinggal harapan.

Gempa di Meksiko (19 September 1985), misalnya, telah menasbihkan lain. Kalau betul, hal ini jelas akan mengubah sejarah metode bangunan tahan gempa yang selama ini sudah ’’mapan’’.

Gempa berkekuatan 8,1 SR itu menghancurkan sekitar 400-an gedung besar-kecil dan tinggi-pendek di Meksiko City. Padahal dilihat dari struktur dan konstruksinya, semua gedung telah menerapkan kedua metode tersebut.

Di sebelah gedung-gedung yang ambruk itu, masih ada gedung yang tetap berdiri tegar, seolah tak pernah terjadi apa-apa. Mengapa bisa demikian ?

Mungkin sebelumnya para pakar belum yakin betul pada kedua mazhab yang ada. Karena itulah, Meksiko City tetap dicurigai bakal dihantam gempa kuat lagi, sehingga jauh-jauh hari sudah dipasang berbagai alat pengukur getaran gempa supersensitif di segala sudut bumi dan gedungnya.

Menurut Prof Emilio Rosenblueth, pakar struktur bangunan pada Universitas Nasional Meksiko, gedung-gedung yang ambruk itu ternyata beresonansi dengan getaran gempa 1985. Maksudnya, gedung-gedung ini mendapat getaran yang sama dengan getaran alamiahnya.

Ini berarti, getaran gempa tersebut sama persis dengan getaran alamiah gedung. Sayangnya, tidak dirinci lebih jauh bagaimana jika periode alamiah gedung dan tanah itu berbeda: lebih besar atau lebih kecil.

Sedangkan Esteva Maraboto, pakar struktur tanah pada Universitas Autonomous Meksiko, yakin bahwa kebanyakan lahan di Meksiko City bergetar dengan periode 2 detik ketika dilewati gempa. Ini terbukti dari sebagian besar gedung yang ambruk (tingkat 6-20) memiliki periode alamiah 2 detik juga.

Sementara gedung yang masih kukuh berdiri, seperti Latin American Tower (dibangun 1950-an, bertingkat 37) memiliki periode alamiah 3,7 detik sehingga lolos dari guncangan gempa. Sebetulnya gempa Meksiko memancarkan gelombang dengan aneka periode.

’’Namun karena lahan Meksiko City bermacam-macam, maka gelombang-gelombang gempa yang menjalar mengalami penyaringan. Ada getaran yang diperkuat, tapi ada juga yang diperlemah. Nampaknya, dalam gempa di Meksiko, getaran yang pendeknya 2 detik itulah yang diperkuat,’’ jelas Estawa.
Struktur Tanah Meski temuan baru itu masih memiliki sisi gelap, misalnya apakah periode itu dipengaruhi oleh kekuatan gempa, secara historis tidak ada jeleknya untuk dikaji.

Secara eksplisit, penemuan para ahli di Meksiko itu mengamanatkan kepada kita agar lain kali struktur tanah juga dijadikan variabel dalam perhitungan mendirikan bangunan.

Untuk itu, perlu analisis dan penelitian lebih mendalam tentang keadaan tanah tempat gedung itu sendiri. Jika periode alamiah lahan berbagai kota atau tempat penting di dunia berhasil diidentifikasi dan dipetakan, maka banyak manfaat yang bisa dipetik, baik secara sosial, ekonomi, dan keselamatan.

Perlu dibuat panduan praktis dalam membangun gedung di suatu tempat, gedung tingkat berapa saja yang aman, dan tingkat berapa saja yang rawan.

Soalnya, terbukti bahwa yang lebih pendek tidak selalu tahan terhadap guncangan gempa.

Temuan lain yang layak disimak adalah bentuk bangunan yang dianggap ringkih atau rentan gempa. Hasil telaah gempa Meksiko itu menjunjukkan, gedung berbentuk asimetris paling gawat.

Sebab, bentuk gedung seperti itu tidak memiliki periode alamiah yang seragam pada bagiannya. Jika dilewati gempa akan terjadi saling tarik dan saling dorong di bagian-bagian gedung tersebut.

Warning ini bisa dijadikan kajian di Indonesia. Misalnya Hotel Indonesia yang berbentuk asimetris, maka berhati-hatilah. Gedung yang bagian bawahnya lowong maupun bagian atasnya bersekat sekat juga rapuh jika dihantam gelombang gempa.

Karena, secara vertikal, membuat kepadatan gedung jadi berbeda dan ini menimbulkan perbedaan periode alamiah di berbagai bagian gedung tersebut.

Makin tinggi suatu gedung, makin panjang periode alamiahnya, Karena itu, hindarilah membangun gedung yang berbeda tingginya saling berdampingan atau berdekatan. Sebab jika terjadi goncangan gempa, arah goyangan bisa saling hantam. Begitulah kata pakar konstruksi bangunan tahan gempa.

Pondasi merupakan bagian terpenting suatu bagunan. Tetapi bangunan yang disebut tahan gempa harus ada syaratnya. Pondasi yang terletak pada silinder baja sudah teruji kehandalannya dalam meredam getaran gempa. Tapi, ya itu tadi, mahal bayarnya.

Delta Plaza di Surabaya konon menerapkan sistem pondasi jenis ini, dengan risiko menekan biaya 25 - 30 persen dari biaya pembangunannya yang mencapai Rp 3 miliar. Mahal kan ? (Amien Nugroho-32)


Bagi masyarakat Minang, Hotel Ambacang yang terletak di Kota Padang, Sumatera Barat, merupakan ikon baru karena keindahannya. Sebelum menjadi hotel, bangunan tersebut hanyalah berupa pertokoan dan arena bermain dengan nama Telaga Ambacang dan terletak di Jl Bundo Kanduang dan hanya terdiri dari 2 lantai. Bahkan di jaman belanda, di lokasi itu berdiri kantor Central Trading Company (CTC) dan Handelsvereeniging Harmsen Verwey & Dunlop N.V. (Harmsen Verwey & Dunlop N. V. Trade Center). Baru pada tahun 2005, Telaga Ambacang dipugar. Pusat pertokoan itu berubah menjadi Hotel Ambacang berlantai 6.
Gambar berikut yang saya ambil dari Flikr menunjukkan keindahan dari Hotel Ambacang



Hal utama dalam merencanakan Struktur satu bangunan adalah harus mengikuti “Code Gempa” yang telah ditetapkan untuk setiap daerah yang ada di Indonesia, jadi tidak masalah strukturnya pakai beton maupun baja.
Struktur baja pun bisa runtuh, kalau pondasinya tidak diperhitungkan terhadap gempa.
Juga pemilihan jenis pondasi (dangkal atau dalam) sesuai dengan kondisi tanah yang ada, juga sangat menentukan kuat-tidaknya bangunan tersebut terhadap gempa.
Umumnya yang bisa terjadi dalam pembangunan satu Gedung adalah :
1. Perencanaan Struktur tidak mengikuti “code gempa” yang berlaku.
2. Pelaksanaan tidak mengikuti kaidah-kaidah yang telah ditetapkan oleh konsultan struktur dan standar pengerjaan struktur beton (pembesian & pengecoran).
2. Pemilik minta dikurangi strukturnya, karena kalo mengikuti “code gempa” yang ada maka jadi mahal harganya. Misalnya dari ketahanan terhadap gempa 7 SR “dikorting” jadi 5 SR.
3. IMB yang seharusnya tidak boleh dikeluarkan karena tidak sesuai peraturan yang berlaku, namun tetap diterbitkan juga.
Dalam ilmu teknik sipil ada 3 hal utama yang saling terkait:
- Perencanaan pembebanan (beban hidup, beban angin, beban gempa, dll)
- Material konstruksi
- Desain struktur
Inti dari ilmu teknik sipil adalah bagaimana mendesain struktur bangunan sedemikian rupa sehingga mampu memikul beban yang ada, dengan memanfaatkan material yang tersedia dan dengan biaya yang seekonomis mungkin.
Yang perlu ditelusur adalah:
- Pertama. Apakah dalam merancang bangunan tersebut sudah memperhitungkan beban gempa?
- Kedua. Kalau sudah memperhitungkan beban gempa, seberapa besar beban gempa yang diperhitungkan dalam perancangan bangunan tersebut. Untuk hal ini, pemerintah sudah punya rekomendasi tentang standardisasi pembebanan.
- Ketiga. Kalau pembebanan sudah diperhitungkan, apakah desain strukturnya sudah benar?
- Keempat. Kalau desain struktur sudah benar, apakah dalam membangun gedung tsb. kualitas material yang dipakai sudah sesuai dengan yang ada dalam perencanaan.
Jadi masalahnya bukan di material beton dan bajanya. Kalau kebetulan material beton lebih mudah didapat, maka si Insinyur bisa mendesain konstruksinya sesuai dengan karakteristik beton. Bangunan tanpa baja belum tentu tidak tahan terhadap gempa, coba amati bangunan2 peninggalan belanda yang tidak pakai baja dan lihat apakah banyak yang mengalami kerusakan parah karena gempa?
Kalau dari sisi karakteristik material, baja memang lebih bagus kekuatan tariknya tapi juga punya kelemahan dalam menahan beban tekan. Sedangkan beton, bagus sekali kekuatan tekannya, tapi lemah di kekuatan tarik. Seperti saya utarakan, tugas Insinyur adalah mendesain struktur bangunan sedemikian rupa sehingga mampu memikul beban yang ada, dengan memanfaatkan material yang tersedia dan dengan biaya yang seekonomis mungkin.
Material “beton bertulang” adalah material yang menggabungkan kelebihan kekuatan tarik yang dimiliki oleh “beton” dan kekuatan tarik dari baja tulangannya. Jadi beton bertulang selain mempunyai kekuatan tekan yang bagus, juga punya kekuatan tarik yang bagus juga. Besarnya konposisi kekuatan tekan dan tarik pada material “beton bertulang” tergantung kepada komposisi kepada:
- Mutu kuat tarik baja tulangan.
- Mutu kuat tekan betonnya.
- Ukuran/dimensi baja tulangan, utamanya adalah total luas penampang baja tulangan yang merupakan kombinasi dari jumlah dan diameter baja tulangan.
- Ukuran/dimensi betonnya.
- Posisi baja tulangan dalam material beton bertulang.

Global Positioning System (GPS)

Global Positioning System (GPS) adalah suatu sistem navigasi yang memanfaatkan satelit. Penerima GPS memperoleh sinyal dari beberapa satelit yang mengorbit bumi. Satelit yang mengitari bumi pada orbit pendek ini terdiri dari 24 susunan satelit, dengan 21 satelit aktif dan 3 buah satelit sebagai cadangan. Dengan susunan orbit tertentu, maka satelit GPS bisa diterima di seluruh permukaan bumi dengan penampakan antara 4 sampai 8 buah satelit. GPS dapat memberikan informasi posisi dan waktu dengan ketelitian sangat tinggi.
Sayangnya teknologi di Indonesia masih belum banyak dikenal. Meskipun demikian perkembangan GPS di Indonesia terbilang pesat, terutama teknologi ini dipakai untuk di bidang maritim, militer, servai, pemetaan dan lain-lain. Pengguna perorangan pun sudah menggunakan layanan ini dengan secara gratis ataupun membayar iuran tiap bulan (contoh penggunaan pada Google Earth).
Sebelum GPS dikenal, dahulu orang menggunakan beberapa tanda alam di dalam menentukan lokasi dan arah. Pada saat mereka berada di darat, mereka menggunakan beberapa acuan alam seperti pegunungan, pepohonan ataupun jenis bebatuan. Tanda-tanda alam di atas sifatnya tidak kekal apabila terjadi bencana alam diantaranya banjir yang mengakibatkan tanah longsor ataupun gempa bumi yg dapat menghilangkan semuanya itu.
Untuk menggantikan tanda-tanda alam tersebut, maka orang menggunakan Kompas sebagai penentu arah. Selain alat ini orang juga menggunakan rasi bintang tertentu sebagai penentu arah. Namun metode pengamatan bintang ini sangat memakan waktu karena orang harus menghitung sudut yang ada diantara bintang-bintang untuk menentukan arah bepergian di lautan yang luas.
Global Positioning System (GPS) adalah satu-satunya sistem navigasi satelit yang berfungsi dengan baik. Sistem ini menggunakan 24 satelit yang mengirimkan sinyal gelombang mikro ke Bumi. Sinyal ini diterima oleh alat penerima di permukaan, dan digunakan untuk menentukan posisi, kecepatan, arah, dan waktu. Sistem yang serupa dengan GPS anatara lain GLONASS Rusia, Galileo Uni Eropa, IRNSS India.
Sistem ini dikembangkan oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat, dengan nama lengkapnya adalah NAVSTAR GPS (kesalahan umum adalah bahwa NAVSTAR adalah sebuah singkatan, ini adalah salah, NAVSTAR adalah nama yang diberikan oleh John Walsh, seorang penentu kebijakan penting dalam program GPS). Kumpulan satelit ini diurus oleh 50th Space Wing Angkatan Udara Amerika Serikat. Biaya perawatan sistem ini sekitar US$750 juta per tahun, termasuk penggantian satelit lama, serta riset dan pengembangan.

Cara kerja GPS
Untuk mengetahui posisi dari GPS, diperlukan minimal 3 satelit. Pengukuran posisi GPS didasarkan oleh sistem pengukuran matematika yang disebut dengan Triliterasi. Yaitu pengukuran suatu titik dengan bantuan 3 titik acu. Misalnya anda berada di suatu kota A (disini kota kita anggap sebagai titik), tetapi anda tidak mengetahui dimana anda berada. Untuk mengetahui keberadaan anda, anda bertanya kepada seseorang, dan orang tersebut menjawab bahwa anda 2 km dari kota B. Jawaban ini tidak memuaskan anda karena anda tidak tahu apakah anda di sebelah selatan, utara, barat, atau timur kota B. Kemudian anda bertanya kepada orang ke-2 dan mendapat jawaban bahwa anda berada 5 km dari kota C. Dengan jawaban ini anda sudah dapat membayangkan dimana posisi anda, hanya ada kemungkinan 2 titik berbeda yang berpotongan antara lingkaran dengan radius kota A dengan kota B dan lingkaran dengan radius kota A dengan kota C. Untuk lebih memperjelas lagi anda mumerlukan orang ke-3, misalnya anda berada di 1 km dari kota D. Dengan demikian anda mendapatkan perpotongan antara lingkaran dengan radius jarak kota A ke kota B, lingkaran antara kota A dan kota C, dan lingkaran antara kota A dan kota D. Dalam GPS kota A adalah alat penerima GPS, kota B, C, dan D adalah Satelit.
Manfaat teknologi GPS dapat digunakan ke beberapa bidang diantaranya :
• Militer
GPS dapat digunakan untuk keperluan perang, seperti menuntun arah bom, atau mengetahui posisi pasukan berada. Dengan cara ini maka kita bisa mengetahui mana teman mana lawan untuk menghindari salah target, ataupun menetukan pergerakan pasukan.
• Navigasi
GPS banyak juga digunakan sebagai alat navigasi seperti kompas. Beberapa jenis kendaraan telah dilengkapi dengan GPS untuk alat bantu nivigasi, dengan menambahkan peta, maka bisa digunakan untuk memandu pengendara, sehingga pengendara bisa mengetahui jalur mana yang sebaiknya dipilih untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Sebagai contoh peta digital yang sudah dimiliki oleh CBN adalah cybermap.co.id
• Sistem Informasi Geografis
GPS sering juga diikutsertakan dalam pembuatan peta, seperti mengukur jarak perbatasan, ataupun sebagai referensi pengukuran.
• Pelacakan kendaraan
Kegunaan lain GPS adalah sebagai pelacakan kendaraan dengan bantuan GPS pemilik kendaraan/pengelola armada bisa mengetahui keberaadaan dimana saja kendaraan/aset bergeraknya pada saat ini.
• Pemantau Gempa
Bahkan saat ini, GPS dengan ketelitian tinggi bisa digunakan untuk memantau pergerakan tanah, yang ordenya hanya mm dalam setahun. Pemantauan pergerakan tanah berguna untuk memperkirakan terjadinya gempa, baik pergerakan vulkanik ataupun tektonik.

Apa kelebihan dan untungnya mengunakan GPS ? Sebuah pertanyaan mendasar yang seringkali muncul dari mereka yang belum mengetahui tentang Global Positioning System yang disingkat dengan GPS. Sebenarnya fungsi dasar dari GPS itu sendiri sangat sederhana, yakni menterjemahkan suatu posisi kedalam bentuk deretan angka (kordinat X(bujur) ,Y(lintang), Z(ketinggian)) sedemikian rupa, sehingga setiap tempat atau posisi yang ada dipermukaan bumi ini memiliki kordinat yang berbeda. Dengan kata lain, setiap tempat mempunyai kombinasi angka sendiri-sendiri yang unik, sehingga bila seseorang mengucapkan suatu kombinasi angka tersebut, maka jika seluruh orang didunia ini menuju kelokasi yang mewakili deretan angka tersebut, akan selalu berakhir atau berada ditempat yang sama.Keunikan ini selanjutnya lebih dikembangkan lagi dengan menambahkan berbagai fitur-fitur yang menjadikannya semakin menarik dan banyak membantu manusia dalam beraktifitas. Dan sekarang, GPS memberikan manfaat yang sangat besar dalam system navigasi dan informasi.







Global Positioning System (GPS) adalah suatu sistem navigasi yang memanfaatkan satelit. Penerima GPS memperoleh sinyal dari beberapa satelit yang mengorbit bumi. Satelit yang mengitari bumi pada orbit pendek ini terdiri dari 24 susunan satelit, dengan 21 satelit aktif dan 3 buah satelit sebagai cadangan. Dengan susunan orbit tertentu, maka satelit GPS bisa diterima di seluruh permukaan bumi dengan penampakan antara 4 sampai 8 buah satelit. GPS dapat memberikan informasi posisi dan waktu dengan ketelitian sangat tinggi.

Sayangnya teknologi di Indonesia masih belum banyak dikenal. Meskipun demikian perkembangan GPS di Indonesia terbilang pesat, terutama teknologi ini dipakai untuk di bidang maritim, militer, servai, pemetaan dan lain-lain. Pengguna perorangan pun sudah menggunakan layanan ini dengan secara gratis ataupun membayar iuran tiap bulan (contoh penggunaan pada Google Earth).

Sebelum GPS dikenal, dahulu orang menggunakan beberapa tanda alam di dalam menentukan lokasi dan arah. Pada saat mereka berada di darat, mereka menggunakan beberapa acuan alam seperti pegunungan, pepohonan ataupun jenis bebatuan. Tanda-tanda alam di atas sifatnya tidak kekal apabila terjadi bencana alam diantaranya banjir yang mengakibatkan tanah longsor ataupun gempa bumi yg dapat menghilangkan semuanya itu.

Untuk menggantikan tanda-tanda alam tersebut, maka orang menggunakan Kompas sebagai penentu arah. Selain alat ini orang juga menggunakan rasi bintang tertentu sebagai penentu arah. Namun metode pengamatan bintang ini sangat memakan waktu karena orang harus menghitung sudut yang ada diantara bintang-bintang untuk menentukan arah bepergian di lautan yang luas.




Cara kerja GPS

Untuk mengetahui posisi dari GPS, diperlukan minimal 3 satelit. Pengukuran posisi GPS didasarkan oleh sistem pengukuran matematika yang disebut dengan Triliterasi. Yaitu pengukuran suatu titik dengan bantuan 3 titik acu. Misalnya anda berada di suatu kota A (disini kota kita anggap sebagai titik), tetapi anda tidak mengetahui dimana anda berada. Untuk mengetahui keberadaan anda, anda bertanya kepada seseorang, dan orang tersebut menjawab bahwa anda 2 km dari kota B. Jawaban ini tidak memuaskan anda karena anda tidak tahu apakah anda di sebelah selatan, utara, barat, atau timur kota B. Kemudian anda bertanya kepada orang ke-2 dan mendapat jawaban bahwa anda berada 5 km dari kota C. Dengan jawaban ini anda sudah dapat membayangkan dimana posisi anda, hanya ada kemungkinan 2 titik berbeda yang berpotongan antara lingkaran dengan radius kota A dengan kota B dan lingkaran dengan radius kota A dengan kota C. Untuk lebih memperjelas lagi anda mumerlukan orang ke-3, misalnya anda berada di 1 km dari kota D. Dengan demikian anda mendapatkan perpotongan antara lingkaran dengan radius jarak kota A ke kota B, lingkaran antara kota A dan kota C, dan lingkaran antara kota A dan kota D. Dalam GPS kota A adalah alat penerima GPS, kota B, C, dan D adalah Satelit.

Manfaat teknologi GPS dapat digunakan ke beberapa bidang diantaranya :
• Militer
GPS dapat digunakan untuk keperluan perang, seperti menuntun arah bom, atau mengetahui posisi pasukan berada. Dengan cara ini maka kita bisa mengetahui mana teman mana lawan untuk menghindari salah target, ataupun menetukan pergerakan pasukan.
• Navigasi
GPS banyak juga digunakan sebagai alat navigasi seperti kompas. Beberapa jenis kendaraan telah dilengkapi dengan GPS untuk alat bantu nivigasi, dengan menambahkan peta, maka bisa digunakan untuk memandu pengendara, sehingga pengendara bisa mengetahui jalur mana yang sebaiknya dipilih untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Sebagai contoh peta digital yang sudah dimiliki oleh CBN adalah cybermap.co.id
• Sistem Informasi Geografis
GPS sering juga diikutsertakan dalam pembuatan peta, seperti mengukur jarak perbatasan, ataupun sebagai referensi pengukuran.
• Pelacakan kendaraan
Kegunaan lain GPS adalah sebagai pelacakan kendaraan dengan bantuan GPS pemilik kendaraan/pengelola armada bisa mengetahui keberaadaan dimana saja kendaraan/aset bergeraknya pada saat ini.
• Pemantau Gempa
Bahkan saat ini, GPS dengan ketelitian tinggi bisa digunakan untuk memantau pergerakan tanah, yang ordenya hanya mm dalam setahun. Pemantauan pergerakan tanah berguna untuk memperkirakan terjadinya gempa, baik pergerakan vulkanik ataupun tektonik. (FWD/Ron).


TATA KOORDINAT BUMI
Bumi kita yang berbentuk bola atau disebut dengan bidang fundamental. tata koordinat bola adalah bidang yang membagi bola menjadi dua hemisfer, tempat sumbu x dan sumbu y koordinat berada. Lintang sebuah titik di permukaan bola kemudian dinyatakan sebagai sudut antara bidang fundamental dan garis yang menghubungkan titik tersebut dengan pusat bola.
Pada tata koordinat geografi, bidang fundamental adalah ekuator Bumi. Berbagai tata koordinat langit memiliki bidang fundamental yang berbeda-beda:
• tata koordinat horizon menggunakan horizon pengamat;
• tata koordinat ekuator menggunakan ekuator langit;
• tata koordinat ekliptika menggunakan ekliptika;
• tata koordinat galaksi menggunakan bidang galaksi Bimasakti;

Peta Bumi yang menunjukkan garis-garis lintang (horizontal) dan bujur (vertikal)
Sistem koordinat geografi digunakan untuk menunjukkan suatu titik di Bumi berdasarkan garis lintang dan garis bujur.
GARIS LINTANG
Garis lintang yaitu garis vertikal yang mengukur sudut antara suatu titik dengan garis katulistiwa. Titik di utara garis katulistiwa dinamakan Lintang Utara sedangkan titik di selatan katulistiwa dinamakan Lintang Selatan.
Garis bujur yaitu horizontal yang mengukur sudut antara suatu titik dengan titik nol di Bumi yaitu Greenwich di London Britania Raya yang merupakan titik bujur 0° atau 360° yang diterima secara internasional. Titik di barat bujur 0° dinamakan Bujur Barat sedangkan titik di timur 0° dinamakan Bujur Timur.
Suatu titik di Bumi dapat dideskripsikan dengan menggabungkan kedua pengukuran tersebut
Peta Bumi yang menunjukkan garis lintang yang pada proyeksi ini lurus horizontal, namun sebenarnya melingkar dengan radius yang berbeda-beda.
Dalam geografi, garis lintang adalah garis khayal yang digunakan untuk menentukan lokasi di Bumi terhadap garis khatulistiwa (utara atau selatan). Posisi lintang biasanya dinotasikan dengan simbol huruf Yunani φ. Posisi lintang merupakan penghitungan sudut dari 0° di khatulistiwa sampai ke +90° di kutub utara dan -90° di kutub selatan.
Ko-lintang adalah tambahan dari lintang.
Dalam bahasa Indonesia lintang di sebelah utara khatulistiwa diberi nama Lintang Utara (LU), demikian pula lintang di sebelah selatan khatulistiwa diberi nama Lintang Selatan (LS). Nama-nama ini tidak dijumpai dalam bahasa Inggris. Lintang Utara Lintang Selatan menyatakan besarnya sudut antara posisi lintang dengan garis Khatulistiwa. Garis Khatulistiwa sendiri adalah lintang 0 derajat.
Pembagian
Setiap derajat lintang dibagi menjadi 60 menit (satu menit lintang mendekati satu mil laut atau 1852 meter, yang kemudian dibagi lagi menjadi 60 detik. Untuk keakurasian tinggi detik digunakan dengan pecahan desimal.
Lintang yang penting
Lintang yang cukup penting adalah Tropik Cancer (23°27′ LU), Tropik Capricorn (23°27′ LS), Lingkaran Arktik (66°33′ LU), dan Lingkaran Antarktik (66°33′ LS).
Hanya antara kedua tropik matahari dapat berada di zenith. Hanya di utara Lingkaran Arktik atau selatan Lingkaran Antarktik matahari tengah malam dapat terjadi.
Garis bujur
Peta Bumi, memperlihatkan garis-garis bujur, yang nampak melengkung dan vertikal pada proyeksi ini, namun sebenarnya garis-garis bujur tersebut merupakan setengah dari sebuah lingkaran besar bumi.
Bujur kadangkala dinotasikan oleh abjad Yunani λ, menggambarkan lokasi sebuah tempat di timur atau barat Bumi dari sebuah garis utara-selatan yang disebut Meridian Utama. Longitude diberikan berdasarkan pengukuran sudut yang berkisar dari 0° di Meridian Utama ke +180° arah timur dan −180° arah barat. Tidak seperti lintang yang memiliki ekuator sebagai posisi awal alami, tidak ada posisi awal alami untuk bujur. Oleh karena itu, sebuah dasar meridian harus dipilih. Meskipun kartografer Britania Raya telah lama menggunakan meridian Observatorium Greenwich di London, referensi lainnya digunakan di tempat yang berbeda, termasuk Ferro, Roma, Kopenhagen, Yerusalem, Saint Petersburg, Pisa, Paris, Philadelphia, dan Washington, D.C.. Pada 1884, Konferensi Meridian Internasional mengadopsi meridian Greenwich sebagai Meridian utama universal atau titik nol bujur.
Dalam bahasa Indonesia bujur di sebelah barat Meridian diberi nama Bujur Barat (BB), demikian pula bujur di sebelah timur Meridian diberi nama Bujur Timur (BT). Nama-nama ini tidak dijumpai dalam bahasa Inggris. Bujur Barat dan Bujur TImur merupakan garis khayal yang menghubungkan titik Kutub Utara dengan Kutub Selatan bumi dan menyatakan besarnya sudut antara posisi bujur dengan garis Meridian. Garis Meridian sendiri adalah bujur 0 derajat.
Khatulistiwa
Dalam geografi, ekuator atau garis khatulistiwa (dari bahasa Arab: خط الإستوا) adalah sebuah garis imajinasi yang digambar di tengah-tengah planet di antara dua kutub dan paralel terhadap poros rotasi planet. Garis khatulistiwa ini membagi Bumi menjadi dua bagian belahan bumi utara dan belahan bumi selatan. Garis lintang ekuator adalah 0°. Panjang garis khatulistiwa Bumi adalah sekitar 40.070 km.
Di khatulistiwa, matahari berada tepat di atas kepala pada tengah hari dalam equinox. Dan panjang siang hari sama sepanjang tahun kira-kira 12 jam.
Antara equinox Maret dan September, latitud bagian utara Bumi menuju matahari yang dikenal sebagai Tropik Cancer, bagian bumi paling utara di mana matahari dapat berada tepat di atas kepala. Bagian selatan Bumi terjadi antara equinox bulan September dan Maret dinamakan Tropik Capricorn.
Bagian bumi yang dilewati garis khatulistiwa ini kebanyakan samudra. Beberapa tempat yang dilalui khatulistiwa adalah:


Tanda penunjuk khatulistiwa di Kenya
• Brasil
• Ekuador
• Gabon
• Kepulauan Galapagos
• Pulau Gilbert
• Indonesia
o Bonjol, Sumatra Barat
o Halmahera serta pulau-pulau kecil di sekitarnya
o Lingga dan satu pulau kecil lain dekat Sumatra
o Pini – pulau kecil dekat Sumatra
o Pontianak, Kalimantan Barat
o Sulawesi
• Kenya
• Kolombia
• Republik Kongo
• Republik Demokratik Kongo
• Kepulauan Line
• Maladewa
• Pulau Phoenix
• Sao Tome dan Principe – melalui Pulau Ilhéu das Rolas
• Somalia
• Uganda
Meridian (geografi)


Meridian Utama di Greenwich, Inggris
Dalam geografi, meridian adalah sebuah garis khayal pada permukaan bumi, tempat kedudukan titik-titik dengan bujur yang sama, menghubungkan kutub utara dan kutub selatan. Dengan demikian setiap titik di permukaan bumi memiliki meridiannya sendiri-sendiri. Sebuah titik di suatu meridian ditentukan posisinya oleh lintang. Setiap meridian selalu tegak lurus dengan lingkaran lintang. Tiap-tiap meridian memiliki panjang yang sama, yaitu setengah dari lingkaran besar bola bumi.
Meridian yang melewati instrumen fundamental (lingkaran transit) yang ada di Observatorium Greenwich, Inggris, berdasarkan persetujuan internasional dianggap sebagai Meridian Utama atau Meridian Standar. Meridian ini memiliki arti bujur nol derajat. Meridian lainnya diidentifikasi dengan sebuah sudut yang dibentuk oleh perpotongan antara bidang meridian tersebut dan bidang Meridian Utama. Meridian pada sisi bumi yang berlawanan dengan Greenwich (yang merupakan setengah lingkaran lain dari sebuah lingkaran yang melewati Greenwich) adalah bujur 180°. Meridian lainnya terletak antara 0° dan 180° bujur barat di hemisfer barat (barat Greenwich) dan antara 0° dan 180° bujur timur di hemisfer timur (timur Greenwich).
Istilah "meridian" berasal dari bahasa Latin, meridies, yang berarti "tengah hari" (atau "midday" dalam bahasa Inggris); Matahari melintasi titik di atas suatu meridian yang merupakan titik setengah jalan lintasannya antara saat terbit dan tenggelam. Akar kata Latin yang sama digunakan juga untuk menyebut istilah A.M. dan P.M. yaitu suatu pernyataan waktu untuk memisahkan jam-jam dalam satu hari ketika dinyatakan dalam sistem 12 jam.